Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ketika Perpustakaan Menjadi Sarang Debu

 

( Ilustrasi : Tiara Mauliva/Jurista )

Perpustakaan bukan hanya simbol dimana terbayang akan banyak buku-buku yang tersusun rapi dilemari,tetapi perpustakaan adalah tempat dimana orang orang bisa membaca tidak peduli tua ataupun muda perpustakaan adalah tempat orang orang yang haus akan ilmu pengetahuan dengan berbagai jenis buku yang bisa dipilih untuk dibaca oleh pembacanya bukan hanya sekedar untuk gaya gayaan tetapi untuk menciptakan trend positif dikalangan mahasiswa maupun masyarakat umum .

Dimana kita tau indonesia sendiri malas untuk membaca buku,faktanya UNESCO menyebut indeks minat baca masyarakat Indonesia hanya diangka 0,001%,dari 1000 orang Indonesia yang dilakukan untuk penelitian hanya 1 yang rajin membaca,ini menunjukan bahwa masyarakat indonesia darurat akan literasi seharusnya masyarakat lebih sadar akan penting nya membaca buku dan mengisi perpustakaan untuk membaca berbagai jenis buku yang bisa dibaca mulai dari keilmuan,novel,atau hanya buku cerita dongeng,dimana setiap buku memiliki nilai tersendiri dalam isi bacaan nya tidak peduli buku apapun itu semua ada maksud dalam buku yang setiap kita baca.

Masalah utama minimnya membaca pada mahasiswa maupun masyarakat umum terletak pada kesadaran diri sendiri untuk menciptakan pemikiran untuk membuat suatu trend positif menjadi suatu kebudayaan,pemerintah juga sudah melakukan beberapa upaya untuk mengatasi darurat literasi untuk masyarakat terutama pada program Gerakan Literasi Nasional,meningkatkan kualitas buku bacaan yang berkualitas,dan peningkatan kurikulum yang mendukung budaya membaca serta pemanfaatan teknologi.

Dengan berkembang nya teknologi hingga saat ini yang terus berkembang dari segala aspek kehidupan membuat pemerintah memanfaatkan perkembangan teknologi untuk memperbaiki minat baca masyarakat dengan membuat perpustakaan berbasis online yang bisa diakses melalui aplikasi maupun web,tentunya pemerintah mengharapkan dengan kebijakan memanfaaatkan perkembangan teknologi mampu mengatasi literasi masyarakat.

Namun pada kenyataan yang ada dilapangan justru dengan adanya perkembangan teknologi yang lebih maju membuat mahasiswa dan masyarakat semakin malas untuk membaca,kebanyakan mahasiswa dan masyarakat cenderung lebih mengonsumsi hal hal yang kurang bermanfaat,fakta ini menekankan bahwa dengan perkembangan teknologi yang sangat maju tidak membuat mahasiswa dan masyarakat umum memperbaiki minat baca pada diri mereka sendiri sehingga pendidikan yang berkualitas hanya celotehan belaka yang tidak akan pernah ada jika dari mahasiswa dan masyarakat terus memanfaat kan teknologi dengan mengonsumsi hal hal yang tidak bermanfaat.

Dalam hal ini untuk mengatasi minimnya literasi pada mahasiswa dan masyarakat,Pemerintah serta Universitas perlu mengambil langkah yang lebih konkret untuk mengatasi masalah ini.Pihak Universitas bisa melakukan sosialisasi kepada mahasiswa dengan pentingnya membaca untuk mengatasi minimnya literasi pada mahasiswa dan Pemerintah juga bisa bekerja sama kepada para influencer dan konten creator untuk membuat suatu trend positif untuk mendukung dalam memperbaiki literasi masyarakat.

Namun untuk mendukung program diatas mahasiswa juga seharusnya membuat suatu kegiatan atau program yang mendukung untuk meningkatkan minat baca dalam program yang dibuat pemerintah,serta pejabat Petinggi Universitas untuk meningkatkan literasi pada mahasiswa.Mahasiswa bisa memulai dengan membuat suatu komunitas minat baca sehingga menarik mahasiswa yang lain untuk ikut serta dalam pengembangan literasi.


Penulis : Saufy Hakim Fahrozi
Editor : Tiara Mauliva